Pada umumnya bahasa bersifat dinamis, artinya bisa mengikuti sesuai perkembangan zaman. Bentuk penyesuaian tersebuat adalah adanya pergeseran makna. Penyebab perubahan tersebut adalah karena perkembangan teknologi, social, dan budaya, serta pertukarantanggapan indra, asosiasi, dan pemakai bahasa itu sendiri.
Ada beberapa jenis pergeseran makan, antara lain:
1. Meluas, yaitu kata yang cakupan makna sekarang lebih luas dibandingkan dengan cakupan makna dahulu, misalnya: bapak, ibu, saudara, berlayar, dsb.
2. Menyempit, yaitu kata yang cakupan makna sekarang lebih sempit dibandingklan dengan cakupan makna dahulu, contoh: sarjana, pendeta, bau.
3. Amelioratif, yaitu kata yang makna sekarang dirasakan nilainya lebih tinggi, sopan, dan lebih halus dibandingklan makna dahulu, contoh : wanita, pramuwisma, pramuniaga, tunawisma, dsb.
4. Peyoratif, yaitu kata yang makna sekarang dirasakan nilainya lebih rendah, kurang sopan, dan kasar dibandingkan dengan makna dahulu, contoh : hostes, bau, laki, bini, bunting, dsb.
5. Sinestesia, yaitu pegeseran makna yang disebabkan karena pertukaran tanggapan antara dua indra yang berbeda. Misalnya:
a. Bujukan halus Pak Lurah mampu mengajak penduduk untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. (Kata halus seharusnya untuk indra perasa, tetapi digunakan untuk indra pendengaran)
b. Pemandangan pahit terhampar di wajahnya karena rumahnyayang nyaman ternyata rata dengan tanah. (Kata pahit biasanya untuk indra perasa tetapi digunakan untuk indra penglihatan)
6. Asosiasi, yaitu peerubahan makna yang memiliki persamaan sifat dengan makna semula. Contoh :
a. Masukkan suratmu ke dalam amplop dan kirimkan ke kantor pos !
b. Pejabat yang suka menerima amplop itu akhirnya dipindahkan ke daerah terpencil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar